KOMPAS.com - New normal kembali digaungkan di tengah pandemi virus corona yang kian meluas dan menginfeksi jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia. Presiden Joko Widodo ( Jokowi) juga mengajak masyarakat untuk dapat hidup berdamai dengan Covid-19.
Akibat pandemi ini, masyarakat dunia dipaksa tinggal di rumah. Bekerja, sekolah hingga beribadah juga harus dilakukan di rumah. Terkecuali bagi mereka yang memang harus beraktivitas di luar rumah.
Perubahan ekstrem ini telah memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, serta bagi banyak sektor.
Sejak virus corona baru, SARS-CoV-2 yang mewabah dari China terus menyebar, hingga kini obat maupun vaksin penyebab penyakit Covid-19 ini masih dikembangkan.
Baca juga:Penerapan New Normal Covid-19 di Penerbangan, Ini Saran Perdopsi
Vaksin menjadi satu-satunya senjata untuk menghentikan penyebaran virus, namun saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berupaya untuk menyempurnakan pengembangannya.
Diam di rumah, beraktivitas hingga bekerja di rumah telah memukul keras sektor-sektor penggerak roda perekonomian.
Perekonomian mulai terguncang, sehingga membuat sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan terkait mobilitas warganya, kendati virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 masih terus mengancam.
Kondisi ini pada akhirnya membawa pada konsep new normal life, yang secara bertahap mulai diimplementasikan.
Baca juga:Lockdown Corona, Ahli Sebut Emisi Karbon Harian Turun 17 Juta Ton
Lantas, apa itu new normal?
Seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (20/5/2020), Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal.
Namun, perubahan ini ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Penerapan protokol kesehatan Prinsip…
TERKAIT
- 5 Langkah Persiapkan "New Normal" Jika Corona di Indonesia Berakhir
- Saran Dokter Jiwa untuk Menerima "The New Normal" Usai Pandemi Covid-19
- Penerapan New Normal Covid-19 di Penerbangan, Ini Saran Perdopsi
- Atasi Covid-19, BPOM Sediakan Lab dan RT-PCR untuk Pengujian Spesimen
- Tangani Covid-19, Jokowi dan Kemenristek Luncurkan 55 Produk Inovasi
- Covid-19 Belum Usai, WHO Catat Jumlah Kasus Terbanyak dalam Sehari
- Pengembangan Vaksin Covid-19 di Dunia Berbeda Kategorinya, Apa Saja?
- 5 Strategi agar Pasien Non-Covid-19 Tak Tertular Corona Saat ke Rumah Sakit
- Lockdown Corona, Ahli Sebut Emisi Karbon Harian Turun 17 Juta Ton
TERPOPULER
TOPIK TERPOPULER
KOMENTAR
KOMENTAR
TERKINI
Fenomena Suhu Udara Panas di Jakarta, Ini Penjelasan Ahli
FENOMENA - 8 menit laluLockdown Corona, Peluang Perubahan Nyata Turunkan Emisi Karbon Global
FENOMENA - 37 menit laluFenomena Viral Konten Influencer Soal Covid-19, Ini Penjelasan Ahli
FENOMENA - 1 jam laluApa itu New Normal? Presiden Jokowi Sebut Hidup Berdamai dengan Covid-19
OH BEGITU - 2 jam laluIndonesia Terasa Panas dan Gerah, Ini Penjelasan dan Tips dari BMKG
FENOMENA - 3 jam laluLockdown Corona, Ahli Sebut Emisi Karbon Harian Turun 17 Juta Ton
OH BEGITU - 5 jam laluAstronom Temukan Galaksi "Cincin Api" yang Sangat Langka
FENOMENA - 5 jam laluCuaca Panas Melanda Jakarta, Sudahkah Masuk Musim Kemarau?
OH BEGITU - 6 jam laluWHO Tangguhkan Semua Percobaan Hidroksiklorokuin untuk Obat Covid-19
OH BEGITU - 6 jam laluBesok, NASA Luncurkan 2 Astronot ke Ruang Angkasa dengan Roket SpaceX
FENOMENA - 7 jam laluHeboh Fenomena Muncul Banyak Pelangi di Hari Raya, Ini Kata BMKG
FENOMENA - 8 jam laluUpdate Corona 26 Mei: 5,6 Juta Orang Terinfeksi dan 2,38 Juta Sembuh
FENOMENA - 9 jam lalu