Dimas Ibnu Alias (13) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rembang, Jawa Tengah tetap semangat berangkat sekolah meskipun ia seorang diri mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam kelas.
Dimas mengaku tidak memiliki smartphone atau gawai untuk digunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. Namun, ia memiliki semangat untuk ikut pelajaran.
"Bapak saya tidak mampu beli kuota. Ya karena saya ingin pintar, biar ranking," kata Dimas, ditemui detikcom di sela kegiatan belajar mengajarnya di ruang kelas SMP N 1 Rembang, Jumat (24/7/2020).
Ternyata, semangat belajarnya itu berbekal dari keinginannya untuk menggapai cita-citanya. Yakni menjadi seorang polisi.
"Ingin jadi polisi," ujar Dimas.
Di sisi lain, Dimas mengaku kesepian karena menjalani kegiatan belajar mengajar tatap muka seorang diri. Sedangkan ia terbiasa pembelajaran bersama dengan teman-temannya sembari bermain ketika jam istirahat.
"Ya kesepian, biasanya kan ada teman banyak. Ini sendirian, gak bisa main bareng pas jam istirahat," terangnya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Rembang, Isti Chomawati menyebut Dimas menjadi satu-satunya siswa yang melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dimas sudah mulai menjalani aktivitas tersebut sejak Rabu (22/7).
Foto: Dimas Ibnu Alias harus sekolah sendirian di Rembang, Jumat (24/7/2020). (Arif Syaefudin/detikcom) |
"Daring biasa kita mulai pukul 07.30 WIB, Mas Dimas ini datang ke sekolah jam 07.00 WIB biasa diantar orang tuanya naik sepeda ontel itu. Ya memang Mas Dimas sendirian di sini, jadi ada tiga mata pelajaran selama sehari, ada tiga guru yang mengajar Mas Dimas langsung, lainnya kan via daring," jelas Isti saat ditemui detikcom, Jumat (24/7/2020).
Isti menyebut selain Dimas sejatinya ada sejumlah murid lainnya yang dalam kondisi yang sama yakni tak memiliki gawai. Tapi mereka bisa meminjam smartphone milik saudara dan masih mampu membeli kuota.
Menurutnya, sudah ada solusi yang disiapkan dari pihak sekolah. Yakni pengusulan beasiswa ke Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang agar Dimas menjadi salah satu penerima manfaatnya.
"Hanya Dimas saja (yang datang ke sekolah), dan saya juga tidak tahu, kaget kalau kondisinya Dimas seperti itu. Sehingga kami akan usulkan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan," pungkasnya.
Sementara ayah Dimas, Didik Suroso mengakui sejatinya sudah memiliki smartphone. Hanya saja, ponsel miliknya sedang rusak sehingga tak dapat digunakan untuk belajar Dimas secara daring.
"Punya HP, tapi baterainya rusak, jadi nggak bisa dipakai, sudah cukup lama rusaknya. Kalaupun nyala, juga kayaknya nggak kuat. Untuk beli beras saja kami sulit apalagi untuk beli kuota," kata Didik ditemui di rumahnya, di Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Rembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar